Seorang yang
memiliki aqidah tentu hidup patuh dan setia kepada aqidahnya. Ia merasa tenang
dan tentram bila aqidahnya terjamin ketenangan dan ketentramannya serta
memperoleh keleluasaan.
Pada galibnya
orang menggantungkan kebahagiaan kepada seuatu yang menjadi idaman dan
cita-citanya. Mereka melihat hidupnya di dunia berdasarkan perasaan dan fikiran
yang mengendap di dalam jiwa mereka. Orang-orang yang berambisi memperoleh
kepemimpinan, misalnya bertindak halus atau kasar, rajin atau malas, tergantung
pada jauh atau dekatnya cita-cita yang diharapkan.
Para nabi dan
rosul adalah manusia-manusia yang mempertaruhkan segala-galanya dalam
menunaikan amanat risalahnya masing-masing. Kemenagna dan kekaahan mereka, atau
persahabatan dan permusuhan mereka semuannya hanya semata-mata diabdikan kepada
nilai-nilai moril yang menjadi tujuan hidupnya.nabi pembawa risalah besar,
Muhammad SAW. adalah contoh yang paling sempuran bagi manusia-manusia yang
berjuang. Sejak beliau memikul tugas merobek tirai yang menutupi dunia dengan
kegelapan syirik dan keahayulan, tidak pernah ada seorang pun yang dapat
mengalahkan tekadnya, atau merintangi jalannya, atau membjuk-bujuk untuk
mengalihkan perhatiannya, atau mengencam dan mengintimidasinya. Didepan hadapan
beliau tak ada lagi perbedaan waktu dan tempat.
Bagi beliau orang
lain dipandang sebagai kerabat bila ia mengenal kebenaran, orang yang setanah
air dianggap lepas dari tanggung jawab beliau bila ia mengingkari hidayah dan
semua orang beriman hingga akhir zaman dipandang sebagai saudara kendati beliau
sendiri tidak melihatnya.
Mengatur masalah
hijrah dan mengat para pengungsi yang lain dari berbagai pelosok negeri untuk
mempertahankan keyakinan agama, bukanlah pekerjaan mudah. Dizaman kita dewasa
ini, imigrasi dipandang sebagai persoalan yang membutuhkan pemecahan segera.
Hijrah kaum
muslimin ke Madinah bertepatan waktunya dengan peristiwa berjangkitnya wabah
malaria di kota itu. Beberapa hari setibanya di Madinah Abu Bakar diserang
penyakit demam. Demikian juga Bilal bin Rabbah.
Para sahabat
mulai sudah tidak betah tinggal di rantauan, tempat mereka berlindung. Naluri
rindu ingin pulang kembali ka kampung halaman yang telah ditinggalkan mulai
tumbuh. Rsoul menghimbau agar mereka tabah dan sabar dalam menghadapi kesulitan
dan penderitaan, bahkan beliau minta kepada mereka supayalebih giat da lebih
berani berkorban untuk membela agama islam.
Rosululloh SAW.
menrgaskan:
“setiap orang
darii umatku yang tabah menghadapi penderitaan da keskaran di Madinah, pada
hari kiamat kelak akulah yang akan menjadi penolong dan sakksi baginya. Orang
yang meninggalkan Madinah karena ia tidak menyukainya. Allah akan
menggantikannya dengan orang lain yang lebih baik daripada dia.” (HR Muslim)
Penegasan beliau
itu merupakan salah satu usaha untuk membulatkan dan memantapkan hati kaum
muhajirin supaya tetap tinggal di kampung halaman mereka yang baru sampai
mereka betah dan tidak akan keluar meninggalkannya.
Dengan cara
membesarkan hati seperti itu, rosul berhai menghimbau kaum muslimin, sehingga
semngat moril merka meningkat dan kekuatan mereka dapat diarahkan kepada
pembangunan, meluapakn masa lalu yang penuh dengan kenangan pahit.
0 komentar:
Post a Comment