Allah SWT berfirman: “Dan sesungguhnya Ilyas benar-benar termasuk salah seorang rasul-rasul. (Ingatlah) ketika dia berkata kepada kaumnya: ‘Mengapa kamu tidak bertaqwa? Patutkah kamu menyembah Dewa Ba’l dan kamu tinggalkan sebaik-baik Pencipta, (yaitu) Allah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu?’ Maka mereka mendustakannya, karena itu mereka akan diseret (ke neraka), kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa). Dan Kami abadikan untuk Ilyas (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian. (Yaitu): ‘Kesejahteraan dilimpahkan atas Ilyas?’ Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman!”. (QS Ash-Shaaffat: 123-132).
Allah SWT berfirman: “Dan Zakariyya; Yahya; ‘Isa; dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang sholeh!”. (QS Al-An’am: 8).
iSetelah
zaman Nabi Dawud AS dan Nabi Sulayman AS, ada seorang nabi baru yang
diutus oleh Allah SWT, namanya Ilyas AS. Nabi Ilyas AS tinggal di negeri
Isra’il (negri Israel) ketika negeri itu dipimpin oleh seorang raja
yang jahat sekali. Nama raja yang jahat itu adalah Ahab. Raja Ahab
menyuruh orang Isra’il untuk menyembah patung dan dewa-dewa. Mungkin
dialah raja Isra’il yang paling jahat. Oleh karena kejahatan Raja Ahab,
Allah Yang Maha Esa menjadi marah. Allah SWT. menyuruh Nabi Ilyas AS
pergi kepada Raja Ahab dan berkata: “Selama dua atau tiga tahun tidak
akan ada embun atau hujan sedikit pun, kecuali saya mengatakannya! Maka
dari itu, bertaubatlah kepada Allah, dan sembahlah Allah!”. Kemudian Raja Ahab menjadi kesal dan marah kepada Nabi Ilyas AS dan berusaha untuk membunuhnya.
Setelah itu Allah SWT berfirman kepada Nabi Ilyas AS: “Pergilah
ke anak Sungai Kerit dan bersembunyilah di sana. Engkau dapat minum
dari anak sungai itu, dan burung gagak akan Kusuruh membawa makanan
untukmu!”.
Saat
Nabi Ilyas AS dikejar-kejar oleh Raja Ahab dan bala tentaranya, Nabi
Ilyas AS ketakutan and bersembunyi di anak Sungai Kerit. Beliau AS minum
dari anak sungai itu, makan roti dan daging yang dibawa oleh burung
gagak setiap pagi dan setiap sore. Setelah beberapa waktu lamanya, anak
sungai itu pun kering karena tidak ada hujan.
Saat
Nabi Ilyas AS disana, kemudian datanglah bala tentara Raja Ahab untuk
membunuh Nabi Ilyas AS. Saat Nabi Ilyas AS dikejar-kejar oleh bala
tentara Raja Ahab, Nabi Ilyas AS ketakutan dan bersembunyi di dalam
rumah Nabi Ilyasa AS. Ketika Nabi Ilyas AS bersembunyi di dalam rumah
Nabi Ilyasa AS, pada saat itu Nabi Ilyasa AS masih seorang belia. Saat
itu dia tengah menderita sakit kemudian Nabi Ilyas AS membantu
menyembuhkan penyakitnya.
Setelah
sembuh, Nabi Ilyasa AS pun menjadi anak angkat Nabi Ilyas AS yang
kemudian selalu mendampinginya dalam berdakwah. Namun Nabi Ilyasa AS
saat itu belum dilantik menjadi seorang nabi Allah, dia masih tinggal
bersama orangtuanya dan suka membajak lembu dan sapinya.
Kemudian
Nabi Ilyas AS pergi dari rumah Nabi Ilyasa AS dan sampailah beliau AS
di Kota Sarfat. Ketika Nabi Ilyas AS tiba di kota itu, ia melihat
seorang janda yang sedang mengumpulkan kayu api. Ketika itu Nabi Ilyas
AS sedang merasa lapar dan haus dahaga. Lalu Nabi Ilyas as mendekati
janda itu dan berkata: “Ibu, tolong ambilkan sedikit air minum untuk saya!”. Ketika janda itu sedang berjalan untuk mengambil air itu, Nabi Ilyas As berseru:“Ibu, bawakanlah juga sedikit roti!”.
Janda itu menjawab: “Maaf,
Pak, saya bersumpah bahwa saya tidak punya roti. Saya hanya mempunyai
segenggam tepung terigu di dalam mangkuk, dan sedikit minyak zaitun di
dalam botol. Saya sedang mengumpulkan kayu api untuk memasak bahan yang
sedikit itu supaya saya dan anak saya bisa makan. Itulah makanan kami
yang terakhir; sesudah itu kami pun akan mati!”.
“Jangan khawatir, Ibu!” kata Nabi Ilyas AS kepadanya. “Silakan
Ibu membuat makanan untuk Ibu dan anak Ibu. Tapi sebelum itu buatlah
dahulu satu roti kecil dari tepung dan minyak itu, dan bawalah kepada
saya. Sebab Allah SWT, satu-satunya Tuhan yang patut disembah,
mengatakan bahwa mangkuk itu akan selalu berisi tepung, dan botol itu
akan selalu berisi minyak sampai Allah SWT mengirim hujan ke bumi!”.
Janda
itu percaya kepada kata-kata Nabi Ilyas AS. Ia pergi untuk melakukan
apa yang dikatakan Nabi Ilyas AS. Ia membuat roti kecil dan
memberikannya kepada Nabi Ilyas AS. Nabi Ilyas AS makan, dan janda itu
membuat roti juga untuk dirinya sendiri dan untuk anaknya. Hari
berikutnya masih ada sedikit tepung dan sedikit minyak untuk membuat
roti lagi. Seperti yang sudah dikatakan Allah SWT melalui Nabi Ilyas AS,
mangkuk itu selalu berisi tepung, dan botol itu pun selalu berisi
minyak. Mereka bertiga mempunyai cukup persediaan makanan untuk hampir 3
tahun selama musim kemarau itu yang panjang sekali.
Beberapa waktu kemudian anak janda itu jatuh sakit dan meninggal. Janda itu memanggil Nabi Ilyas AS dan berkata: “Hai Hamba Allah, apa yang terjadi dengan anak saya? Mengapa anak saya meninggal dunia?”
Nabi
Ilyas AS mengambil anak laki-laki itu dan membawanya ke kamarnya
sendiri. Nabi Ilyas AS membaringkan anak itu di atas tempat tidur, lalu
berdoa: “Yaa Allah, Yaa Rabbku, mengapa Engkau mendatangkan
kemalangan ini terhadap janda ini? Ia sudah memberi roti kepadaku dan
sekarang Engkau mencabut nyawa anaknya!”. Tiga kali Nabi Ilyas menelungkupkan badannya di atas anak itu, sambil berdoa: “Yaa Allah, Yaa Rabbku, aku mohon kepada-Mu, kembalikanlah ruh anak ini ke dalam jasadnya biar dia hidup lagi dengan normal!”. Allah
SWT mendengarkan doa Nabi Ilyas AS, anak itu mulai bernapas dan hidup
kembali. Lalu Nabi Ilyas AS membawa anak itu kepada ibunya dan berkata: “Ibu, ini anak Ibu! Ia sudah hidup kembali!”.
Janda itu menjawab: “Sekarang saya tahu bahwa Bapak adalah hamba Allah dan perkataan Bapak memang benar dari Allah SWT!”.
.
NABI ILYAS AS DAN NABI-NABI BA’L!
Sudah
tiga tahun tidak ada hujan di Israel. Pada suatu hari, Raja Ahab
beserta orang-orang Isra’il yang kafir lainnya baru tersadar bahwa
seruan Nabi Ilyas as itu benar. Setelah mereka tersadar, Nabi Ilyas AS
mendapat wahyu dari Allah, “Hai Ilyas, pergilah kepada mereka dan beritahukanlah bahwa tidak lama lagi akan turun hujan di Isra’il ini!” firman
Allah kepada Nabi Ilyas AS. Maka Nabi Ilyas AS pun mendatangi mereka
namun mereka tetap saja masih agak membangkang dengan mengatakan: “Ini dia si Pengacau di Isra’il!”.
Kemudian Nabi Ilyas AS menjawab: “Saya
bukan pengacau, justeru anda salah sendiri kenapa malah menyembah
berhala-berhala Ba’l?! Anda melanggar perintah Allah SWT!”.
Maka Nabi Ilyas AS pun disana langsung berdoa kepada Allah SWT: “Yaa Allah, yaa Rabbku, hentikanlah musibah kekeringan ini!”. Maka musibah kekerangan itu pun dihentikan. Turunlah hujan di negeri Isra’il pada saat itu.
Semua orang Isra’il pun bertaubat dan tidak lagi berbuat maksiat.
Berhari-hari
mereka hidup nikmat kembali karena musibah kekeringan itu telah
berhenti, perekonomian mereka pun kembali memulih. Namun dengan adanya
kenikmatan itu mereka tidak mau bersyukur kepada Allah SWT, malahan yang
ada, mereka malah kembali lagi durhaka kepada Allah SWT, melakukan
berbagai kemaksiatan. Bahkan mereka kembali lagi menyembah Dewa Ba’l.
Nabi
Ilyas AS kembali berdakwah untuk memperingatkan kaumnya agar mau
bertaubat kepada Allah SWT, namun dakwah Nabi Ilyas AS tidaklah
dihiraukan oleh mereka. Maka Nabi Ilyas AS pun menyuruh mereka berkumpul
dan Beliau AS berkata kepada Raja Ahab: “Hai Raja Ahab, sekarang
juga perintahkanlah kepada seluruh rakyat Isra’il untuk bertemu dengan
saya di Jabal Qarmil (Di Gunung Karmel). Bawa juga keempat ratus lima
puluh nabi Ba’l (nabi-nabi palsu penyembah Dewa Ba’l)!”.
Kemudian
Raja Ahab mengerahkan seluruh rakyat dan nabi-nabi Ba’l itu ke Jabal
Qarmil. Lalu Nabi Ilyas AS mendekati rakyat itu dan berkata: “Sampai
kapan sih kalian mau tetep menyembah berhala! Kalau Tuhan itu Allah,
sembahlah Allah SWT! Kalau Tuhan itu Ba’l, sembahlah Ba’l!”. Rakyat yang berkumpul di situ diam saja.
Kemudian Nabi Ilyas AS berkata: “Di
antara nabi-nabi Allah hanya saya-lah yang tertinggal, padahal di sini
ada 450 nabi Ba’l. Mari kita lihat siapakah Tuhan yang benar. Suruhlah
nabi-nabi Ba’l itu mengambil seekor sapi jantan dan menyembelihnya,
kemudian memotong-motongnya, lalu meletakkannya di atas kayu api. Tetapi
mereka tidak boleh menyalakan api di situ. Saya akan menyembelih seekor
sapi lagi dan memotong-motongnya serta meletakkannya di atas kayu api.
Tapi saya pun tidak akan menyalakan api di situ. Biarlah nabi-nabi Ba’l
itu berdoa kepada dewa mereka, dan saya pun akan berdoa kepada Allah
SWT. Yang menjawab dengan mengirim api dari langit, Dialah Tuhan yang
benar!”.
Seluruh rakyat berteriak: “Setuju!”.
Lalu
nabi-nabi Ba’l memilih seekor sapi dan menyiapkannya. Setelah itu
mereka berdoa kepada Ba’l dari pagi sampai tengah hari sambil
berteriak-teriak: “Jawablah kami, Ba’l!”. Mereka melakukan itu
sambil terus menari-nari di sekeliling tempat daging sapi yang mereka
letakkan. Tetapi tidak ada jawaban sama sekali.
Pada tengah hari mulailah Nabi Ilyas AS mengejek mereka: “Berdoalah
lebih keras lagi kepada dewa kalian! ‘Kan Dewa Ba’l itu Tuhan ‘kan?!
Mungkin Dia sedang melamun, atau Dia sedang bepergian! Atau barangkali
Dia sedang tidur, dan kalian harus membangunkan dia!”. Nabi-nabi
Ba’l itu berdoa lebih keras lagi. Dan seperti biasanya, mereka
menggores-gores badan mereka dengan pedang dan tombak sampai darah
bercucuran.
Itulah
yang mereka lakukan terus-menerus sampai petang hari seperti orang
kesurupan. Meskipun demikian, tetap saja tidak ada yang menjawab, tidak
ada yang memperhatikan.
Lalu
Nabi Ilyas AS memanggil rakyat untuk berkumpul di sekelilingnya,
kemudian Beliau AS mulai memperbaiki tempat peribadatan yang telah
runtuh. Dengan batu-batu, Nabi Ilyas AS membangun kembali tempat ibadah
kepada Allah SWT. Di sekeliling tempat itu beliau AS menggali parit yang
cukup besar sehingga dapat menampung kurang lebih 15 liter air. Beliau
AS menyusun kayu api di atas tempat persembahan qurban, lalu daging sapi
dipotong-potong dan ditaruhnya di atas kayu itu. Kemudian beliau AS
berkata: “Isilah 4 tempayan dengan air sampai penuh, lalu tuangkan air itu ke atas persembahan qurban dan ke atas kayunya!”. Setelah mereka melakukan hal itu, beliau AS berkata: “Sekali lagi,” lalu mereka melakukannya. “Satu kali lagi,” kata
Nabi Ilyas, dan mereka melakukannya pula. Maka mengalirlah air di
sekeliling tempat peribadatan itu sehingga paritnya pun penuh air.
Lalu Nabi Ilyas AS mendekati tempat itu dan berdoa: “Yaa
Allah, Ilah yang disembah oleh Ibrahim, Ishaq, dan Ya’qub, nyatakanlah
sekarang ini bahwa Engkaulah Allah Yang Maha Esa, dan saya adalah
hamba-Mu. Jawablah, Yaa Allah! Jawablah saya supaya rakyat ini tahu
bahwa Engkau, yaa Allah, adalah Ilah yang patut disembah, dan bahwa
hanya kepada-Mu saja-lah mereka akan kembali!”.
Lalu
Allah SWT mengirim api dari langit. Api itu membakar hangus daging
qurban Nabi Ilyas AS bersama kayu apinya, batu-batunya, dan tanahnya,
serta menjilat habis air yang ada di dalam parit itu. Pada saat rakyat
melihat hal itu, mereka tersungkur ke tanah untuk bersujud sambil
berkata:“Allah itu adalah Tuhan! Sungguh Allah-lah Tuhan yang benar!”.
Kemudian Nabi Ilyas AS berkata:“Tangkap nabi-nabi Ba’l itu! Jangan biarkan seorang pun lolos!”.
Lalu semua nabi Ba’l itu dibunuh pada hari itu juga, dan Allah Yang
Maha Esa lagi Yang Mahakuasa dimuliakan. Orang-orang yang ada di situ
bertahmid memuji Allah SWT.
Setelah itu Nabi Ilyas AS berkata kepada Raja Ahab: “Sebentar lagi akan turun hujan, silakan Raja Ahab pergi!”. Lalu
Raja Ahab pergi dari tempat itu dan Nabi Ilyas AS naik ke atas Jabal
Qarmil (Gunung Karmel), dan disitu Nabi Ilyas AS lalu bersujud kepada
Allah SWT dengan mukanya ke tanah. Lalu Allah SWT menurunkan hujan lebat
ke negeri Isra’il.
Dalam
sekejap langit menjadi mendung, dan angin kencang mulai bertiup, dan
hujan badai pun turun. Maka Raja Ahab pun naik ke keretanya untuk pulang
ke daerahnya. Dan ketika itu, tiba-tiba saja Allah SWT memberikan
mukjizat dan keajaiban kepada Nabi Ilyas AS setelah Nabi Ilyas AS
melipat jubahnya ke atas pinggangnya, yaitu dia AS dapat berlari dengan
cepat mendahului kereta Raja Ahab untuk menuju ke pintu gerbang kota.
.
NABI ILYAS AS DI JABAL TSUR!
Raja
Ahab yang jahat itu mempunyai seorang istri yang lebih jahat lagi,
namanya Izaibil. Ketika Ratu Izaibil mendengar bahwa nabi-nabi Ba’l
sudah dibunuh oleh Nabi Ilyas AS, ia marah sekali karena ia menyembah
Dewa Ba’l. Maka Izaibil mengirim berita ini kepada Nabi Ilyas AS: “Nabi-nabi saya kau bunuh; saya bersumpah bahwa sebelum besok malam saya akan membunuhmu”.
Nabi
Ilyas AS menjadi takut, lalu melarikan diri supaya tidak dibunuh.
Beliau AS berjalan kaki selama satu hari dan berhenti di bawah sebuah
pohon. Di situ beliau AS duduk dan ingin mati saja. “Saya tidak tahan lagi, Yaa Allah,”katanya kepada Allah SWT. “Ambillah nyawa saya. Saya mau mati saja!”.
Lalu beliau AS berbaring di bawah pohon itu dan tertidur. Tiba-tiba seorang malaikat menyentuhnya dan berkata: “Bangun, Ilyas, makanlah!”.
Nabi Ilyas AS melihat bahwa ada sepotong roti bakar dan sebuah kendi
berisi air di dekat kepalanya. Beliau AS bangun, makan, dan minum, lalu
tidur lagi.
Untuk kedua kalinya malaikat Allah datang menyentuhnya dan berkata:“Bangun, Ilyas, makanlah, supaya kau dapat tahan mengadakan perjalanan jauh!”. Nabi
Ilyas bangun, lalu makan dan minum. Beliau AS menjadi kuat dan dapat
berjalan selama 40 hari lamanya ke Jabal Tsur (Gunung Sinai). Di sana
Nabi Ilyas bermalam di dalam goa.
Ketika
Nabi Ilyas AS berada disana, maka Allah SWT mengazab Ratu Izaibil dan
orang-orang Israel dengan ditimpa musibah yang berat, yaitu gempa bumi
yang dahsyat sehingga mereka mati bergelimpangan. Selesailah halaman
kehidupan dunia mereka dan mereka akan dihadirkan di hadapan Allah SWT
pada hari kiamat.
Setelah itu, Allah SWT berfirman kepadanya: “Hai
Ilyas, kembalilah dan lantiklah Ilyasa supaya dia menjadi nabi untuk
menggantikan engkau. Jangan putus asa lagi. Masih ada 7000 orang di
Isra’il yang tetap setia kepada-Ku dan tidak pernah sujud menyembah
patung Dewa Ba’l!”.
Lalu
berangkatlah Nabi Ilyas AS ke rumah Nabi Ilyasa AS dan mendapatinya
sedang membajak dengan pasangan sapi. Ketika Nabi Ilyas AS melewati Nabi
Ilyasa AS, Nabi Ilyas AS melepaskan jubahnya dan melemparkannya ke bahu
Nabi Ilyasa AS. Nabi Ilyasa AS meninggalkan sapi-sapinya dan mengikuti
Nabi Ilyas AS yang melantiknya menjadi nabi Allah juga. Kemudian Nabi
Ilyasa AS minta ijin berpamitan kepada orangtua nya, lalu berqurban
yakni menyembelih sepasang domba dan memasak dagingnya. Kemudian dia
memberikan daging domba itu kepada para pembantu nya, kemudian mereka
pun memakannya.
Sesudah
itu Nabi Ilyasa AS bersiap-siap untuk menjadi nabi yang bertugas untuk
membantu Nabi Ilyas AS dalam dakwahnya terhadap Bani Isra’il.
.
NABI ILYAS AS DAN ORANG BUTA!
Pernah
terjadi di zaman Nabi Ilyas AS, ketika Nabi Ilyas AS telah melihat
seorang pria yang sholeh yang matanya buta dimana dia sedang menangis.
Maka Nabi Ilyas AS bertanya kepadanya: “Mengapakah engkau menangis, wahai saudara?”. Pria buta tersebut menjawab: “Aku menangis karena aku tidak dapat melihat Nabi Ilyas AS, hamba Allah itu”.
Maka ditegurlah ia oleh Nabi Ilyas AS yang berkata: “Hentikanlah tangisanmu, wahai lelaki, karena engkau dengan tangisanmu telah berbuat dosa!”. Pria buta itu berkata: “Wahai
fulan, katakanlah kepadaku, apakah melihat seorang Nabi Allah yang
telah membangkitkan orang yang mati dan menurunkan api dari langit itu
suatu dosa?”.
Nabi Ilyas AS menjawab: “Engkau
tidak berkata benar, wahai saudara, karena Ilyas sama sekali tidak bisa
melakukan sesuatu apa pun seperti yang engkau ungkapkan tadi. Karena ia
seorang yang seperti engkau juga, bahkan seluruh penduduk bumi ini
tidak mampu untuk menciptakan seekor lalat pun!”.
Pria buta menjawab: “Engkau
mengatakan demikian, wahai lelaki, karena barangkali engkau pernah
ditegur oleh Ilyas atas sebagian dari dosa-dosamu, karena itu engkau
membencinya!”.
Nabi Ilyas AS menjawab: “Semoga
engkau telah berkata benar, karena apabila aku membenci Ilyas, wahai
saudara, niscaya aku akan semakin mencintai Allah, dan setiap kali aku
semakin benci kepada Ilyas, maka aku semakin cinta kepada Allah”.
Kemudian marah-lah si pria buta tersebut dengan sangatnya, dia berkata:“Demi
Allah, engkau seorang yang durhaka!, Dapatkah seseorang mencintai Allah
tetapi membenci nabi-Nya? Pergilah kau dari sini, karena aku tidak sudi
lagi mendengarkan omonganmu!”.
Nabi Ilyas AS menjawab: “Wahai
saudaraku, sesungguhnya kini engkau telah melihat dengan fikiranmu,
betapa besarnya bahaya penglihatan badan itu, karena engkau menginginkan
cahaya untuk melihat Ilyas sementara engkau membenci Ilyas dengan
jiwamu”.
Si pria buta itu menjawab: “Hai
kau, enyahlah kau dari sini!, karena engkau ini seorang syaitan yang
menghendaki agar aku berdosa kepada Nabi Ilyas AS, hamba Allah itu!”.
Kemudian Nabi Ilyas AS menarik nafas, kemudian beliau AS berkata dengan airmata yang berlinang: “Sesungguhnya
engkau telah berucap benar, wahai saudara, karena tubuhku ini yang
engkau ingin melihatnya telah memisahkanku dari Allah”.
Pria buta tersebut menjawab: “Sungguh aku tidak ingin melihatmu, bahkan andai aku memiliki dua mata pun, akan kupejamkan keduanya agar tidak melihatmu!”.
Ketika itu Nabi Ilyas AS mengatakan: “Ketahuilah, wahai saudaraku, bahwa sebenarnya aku ini adalah Ilyas!”. Si pria buta itu menjawab: “Sungguh engkau telah berkata tidak benar (bohong)!“.
Ketika itu murid-murid Nabi Ilyas AS berkata kepadanya: “Wahai saudara, sungguh dia ini adalah Nabi Allah, Ilyas sendiri. Dia ini bukan oranglain dan benar-benar Nabi Ilyas AS”.
Maka si pria buta tersebut berkata: “Jika
dia betul-betul Nabi Ilyas, maka hendaklah dia terangkan kepadaku, dari
keturunan siapakah aku ini? Dan, bagaimana sampai aku bisa menjadi
buta?”.
Nabi Ilyas AS menjawab: “Engkau
adalah dari keturunan Lawi (Lawi adalah salah seorang dari putra
Nabiyullah, Nabi Ya’qub AS). Dan tentang butamu, ketika engkau berada di
dalam rumah ibadah, yaitu dekat dengan Allah Yang Maha Qudus, engkau
telah memandang kepada seorang perempuan dengan syahwat, maka Rabb kita
telah menghilangkan penglihatanmu!”.
Maka menangislah si pria buta itu dan berkata: “Ampunilah
aku, yaa Nabiyullah yang qudus (suci), karena aku telah bersalah dalam
pembicaraan tadi, dan andaikata aku dapat melihatmu niscaya aku tidak
berbuat kesalahan seperti tadi!”.
Nabi Ilyas AS pun menjawab: “Semoga
Rabb (Tuhan) kita mengampuni engkau, wahai saudara. Karena aku
mengetahui bahwa engkau telah berucap benar tentang apa yang menyangkut
diriku. Oleh karena itu, semakin aku membenci diriku maka semakin pula
aku bertambah kecintaan kepada Allah. Dan jika engkau melihat aku,
niscaya padamlah keinginanmu yang tidak diridhoi Allah itu. Karena Ilyas
bukanlah yang menciptakanmu, tetapi Allah-lah Dzat Yang menciptakanmu.”
Kemudian Nabi Ilyas AS menyambung uraiannya sambil menangis: “Sungguh
aku ini adalah seorang syaitan terhadap yang menyangkut dirimu, karena
aku telah memalingkan engkau dari Pencipta-mu. Jika demikian, maka
menangislah, wahai saudara, karena tiada cahaya bagimu yang
memperlihatkan kepada engkau antara Kebenaran dengan kebathilan.
Andaikan ada cahaya itu padamu, niscaya engkau tidak akan meremehkan
ajaranku. Dari itu kukatakan kepadamu, bahwa banyak yang ingin
melihatku, dan mereka datang dari tempat yang jauh untuk sekedar
melihatku, sementara mereka melalaikan nasihat-nasihatku. Karenanya,
demi keselamatan mereka, lebih baik mereka tidak mempunyai mata. Karena,
barangsiapa yang merasa senang dengan suatu makhluk, apapun itu,
sementara dia tidak bersungguh-sungguh dalam mencari keridhoan Allah,
maka dia adalah orang yang telah membuat berhala dalam hatinya dan telah
meninggalkan Allah”.
Ketahuilah,
kisah pria buta ini diriwayahkan di dalam Kitab Injil Barnabas. Kisah
Nabi Ilyas AS ini diriwayatkan oleh seorang nabi yang bergelar Ruhullah,
yakni Nabi ‘Isa Al-Masih AS setelah melalui waktu berabad-abad.
Ketika selesai menceritakan kisah ini, kemudian Nabiyullah yang mulia, Nabi ‘Isa AS sambil bernafas panjang dan berkata: “Sudahkah kalian memahami segala apa yang dikatakan Ilyas?”.
Para murid Nabi ‘Isa AS menjawab: “Sungguh
kami telah memahami, dan kami heran setelah mengetahui bahwa di bumi
ini tiada yang tidak menyembah berhala kecuali sedikit saja”.
(Di kutip dari dalam Kitab Injil Barnabas, Fasal 116-117).
Apa hikmah dari kisah Nabi Ilyas AS diatas?…
Simpel: Apabila antum mengidolakan sesuatu apapun, baik makhluk hidup maupun benda mati -yang antum sukai-, maka janganlah secara ghuluw (berlebih-lebihan) sehingga antum lupa bahwa yang harus lebih dicintai oleh manusia adalah Allah, Rabb semesta ‘alam. Cintailah Allah melebihi hal apapun, dan silahkan antum mencintai manusia, tapi jangan lupa, cintailah nabi Allah dengan sepenuh hati sebelum antum mencintai hal-hal duniawi!
Simpel: Apabila antum mengidolakan sesuatu apapun, baik makhluk hidup maupun benda mati -yang antum sukai-, maka janganlah secara ghuluw (berlebih-lebihan) sehingga antum lupa bahwa yang harus lebih dicintai oleh manusia adalah Allah, Rabb semesta ‘alam. Cintailah Allah melebihi hal apapun, dan silahkan antum mencintai manusia, tapi jangan lupa, cintailah nabi Allah dengan sepenuh hati sebelum antum mencintai hal-hal duniawi!
.
NABI ILYAS AS TIDAK MENINGGAL DUNIA!
Imam Ad-Daraqathni meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas RA: “Nabi Khidir dan Nabi Ilyas bertemu setiap tahun saat musim haji, dan mereka berdua saling mencukur kepala (Tahallul) satu sama yang lain”.(Riwayat Ibnu ‘Abbas RA).
Dalam Az-Zuhd riwayat Imam Ahmad dan Imam Thabarani dikatakan: “Nabi Khidir dan Nabi Ilyas bertemu setiap tahun pada saat musim haji, dan mereka berdua saling mencukur kepala (Tahallul) satu sama yang lain. Dan mereka berdua berpuasa Ramadhan di Baitul Maqdis!”. (Menurut Ibnu Hajar, riwayat ini sanadnya hasan).
Didalam Musnad Abu Usamah dikatakan: “Nabi Khidhir di samudra dan Nabi Ilyas di daratan, mereka bertemu tiap malam di samping tembok yang dibuat oleh Dzulqarnain”. (Lihat Syawahid Al-Haq pada halaman 200 tentang 4 hadits yang dibawakan oleh Ibnul Jauzi).
Nabi
Ilyas AS dan Nabi Ilyasa AS bersama-sama mengemban misi dakwahnya
kepada Bani Isra’il di Isra’il. Kurang lebih selama delapan tahun, Nabi
Ilyas AS hidup bersama Nabi Ilyasa AS untuk menjalankan misi dakwahnya
kepada Bani Isra’il.
Ketika
itu mereka berdua berjalan-jalan ke sebelah timur sungai Yordan.
Tiba-tiba datanglah angin badai disana dan akhirnya reda.
Pada suatu hari, ketika Nabi Ilyas AS sedang beristirahat datanglah Malaikat Maut kepadanya. “Hai Ilyas, penuhilah panggilan Allah, kini saatnya nyawa mu akan kujemput! Maka bersiap-siaplah, hai Ilyas!” kata Malaikat Maut. Mendengar berita itu, Nabi Ilyas AS menjadi sedih dan menangis.
“Mengapa engkau bersedih, Ilyas?” tanya Malaikat maut. “Tidak tahulah”jawab Nabi Ilyas AS.
“Apakah engkau bersedih karena akan meninggalkan dunya dan takut menghadapi kematian?” tanya malaikat Maut. “Tidak.
Tidak ada satupun yang aku sesali kecuali karena aku menyesal karena
tidak bisa lagi berdzikir kepada Allah, sementara yang masih hidup bisa
terus berdzikir memuji Allah,” jawab Nabi Ilyas AS.
Saat
itu Allah SWT lantas menurunkan wahyu kepada Malaikat Maut agar menunda
pencabutan nyawa itu dan memberi kesempatan kepada Nabi Ilyas AS
berdzikir sesuai dengan permintaannya. Nabi Ilyas AS ingin terus hidup
semata-mata karena ingin berdzikir kepada Allah SWT. Maka berdzikirlah
Nabi Ilyas AS sepanjang hidupnya.
Allah SWT berfirman: “Biarlah Nabi Ilyas hidup di taman untuk berbisik dan mengadu serta berdzikir kepada-Ku sampai akhir nanti (hari kiamat)!”.
Mendengar
firman Allah tersebut, maka Malaikat Maut tidak jadi mencabut nyawa
Nabi Ilyas AS. Maka selama-lamanya Nabi Ilyas AS tidak akan pernah mati
(tidak akan pernah meninggal dunia) kecuali di Hari Kiamat. Maka
dibuatlah Nabi Ilyas AS tetap hidup abadi hingga hari kiamat, nyawa nya
tidak dicabut, namun diri nya dijadikan ghaib oleh Allah SWT sebagaimana
Nabi Khidir yang tetap hidup namun diri nya dijadikan ghaib oleh Allah
SWT agar tidak bisa dilihat, didengar, dan diketahui keberadaannya oleh
orang yang masih hidup di dunya.
Allah
SWT menjadikan Nabi Khidir AS dan Nabi Ilyas AS tetap hidup dan tidak
pernah mati hingga hari kiamat kelak. Allah SWT menempatkan Nabi Khidir
AS di tengah-tengah lautan, sedangkan Nabi Ilyas AS ditempatkan-Nya di
tengah-tengah taman yang luas yang indah yang ada di tengah-tengah muka
bumi ini, sambil terus-menerus dalam keadaan berdzikir kepada Allah SWT
dari dulu, dan detik ini, dan sampai wafatnya nanti di hari kiamat.
WASSLAMU'ALAIKUM WR WB
WASSLAMU'ALAIKUM WR WB
0 komentar:
Post a Comment