• Hadits 5

    TERANGKATNYA/TERCABUTNYA AMANAH DAN IMAN DARI BEBERAPA HATI DAN BANYAKNYA FITNAH UJIAN HIDUP

    87. Hudzaifah r.a. berkata:  Rasulullah saw. telah menceritakan kepada kami dua hadits, dan aku telah melihat yang satu dan sedang menanti yang kedua.       Rasulullah saw. menceritakan bahwa amanat (iman) pada mulanya turun dalam lubuk hati manusia, lalu mereka mengerti Al-Qur’an dan mengetahui sunah rasul.
    Kemudian Rasulullah saw. menceritakan tercabutnya amanat (iman). Ketika orang sedang tidur, tercabutlah amanat dari hatinya, sehingga tinggal bekasnya seperti bintik yang yang hampir hilang, kemudian tidur pulas, maka tercabut pula sehingga tinggal bekasnya bagaikan kapalan (kulit yang mengeras bekas bekerja). Bagaikan bara api yang engkau injak di bawah tapak kaki, sehingga membengkak maka tampaknya membesar tetapi tidak ada apa-apanya.
    Maka esok harinya orang-orang berjual beli, dan sudah tidak terdapat orang yang amanat/dapat dipercaya.  Sehingga mungkin disebut-sebut ada dari suku Bani Fulan seorang yang amanat (dapat dipercaya),  sehingga dipuji-puji:  Alangkah pandainya, alangkah ramahnya, alangkah baiknya, padahal di dalam hatinya tidak ada seberat zarah dari iman.  (Bukhari, Muslim).
    Hudzaifah berkata:  Dan aku telah pernah berada dalam suatu masa, tidak usah memilih orang dalam jual beli. Jika bertepatan dengan seorang Kristen (atau Kafir), maka ia takut kepada hukuman pemerintahnya.  Adapun saat ini, aku tidak dapat mempercayai kecuali satu dua orang, yaitu fulan dan fulan.

    PEMERINTAH YANG KORUPSI PADA RAKYATNYA AKAN MASUK NERAKA

    86. Ma’qil bin Yasar r.a. ketika sakit dijenguk oleh Gubernur Ubaidillah bin Ziyad, maka Ma’qil berkata:  Aku akan menyampaikan kepadamu suatu hadits yang telah aku dengar dari Rasulullah saw., beliau bersabda:  Siapa yang diamanati oleh Allah untuk memimpin rakyat, lalu ia tidak memimpinnya dengan tuntunan yang baik, maka ia tidak akan dapat merasakan bau surga.  (Bukhari, Muslim).     Yakni bila tidak merasakan bau surga maka pasti masuk neraka.

    SIAPA YANG MATI KARENA MEMBELA HAK NYA MAKA IA MATI SYAHID, DAN YANG TERBUNUH KARENA AKAN MERAMPOK/MERAMPAS, GUGUR DARAHNYA DAN DALAM NERAKA

    85. Abdullah bin Amr r.a. berkata:  Aku telah mendengar Nabi saw. bersabda:  Siapa yang terbunuh mati karena membela (mempertahankan) haknya (harta, miliknya) maka ia mati syahid.  (Bukhari, Muslim).

    ANCAMAN TERHADAP ORANG YANG MENGAMBIL HAK ORANG MUSLIM DENGAN SUMPAH PALSU

    84. Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata:  Rasulullah saw. bersabda:  Siapa yang berani sumpah untuk mengambil hak (harta) seorang muslim, ia akan menghadap kepada Allah, sedang Allah murka kepadanya.  Allah menurunkan keterangan itu di ayat 77 Ali Imran :
    “Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. bagi mereka azab yang pedih
    Kemudian masuklah Al-Asy’ats bin Qais dan bertanya:  Apakah yang diceritakan oleh Abu Abdurrahman kepada kalian?  Jawab kami: Ini dan itu.  Lalu ia berkata:  Ayat itu turun mengenai diriku, yaitu aku memiliki sebuah sumur di tanah sepupuku, mendadak ia akui haknya, maka Nabi saw. bersabda kepadaku:  Harus engkau membawa bukti, jika tidak, maka akan diminta sumpahnya, lalu aku berkata:  Jika demikian pasti ia akan bersumpah ya Rasulullah.  Maka Nabi saw. bersabda:  Siapa yang berani bersumpah untuk mengambil hak seorang muslim, padahal ia lancung, maka ia akan menghadap Allah sedang Allah murka kepadanya.  (Bukhari, Muslim).

    BISIKAN RAGU DALAM IMAN DAN CARA MENGELAKNYA

    83. Anas bin Malik r.a. berkata:  Rasulullah saw. bersabda:  Selalu orang bertanya-tanya sehingga mereka berkata:  Allah yang menjadikan segala sesuatu, maka siapakah yang menjadikan Allah?  (Bukhari, Muslim).

    BISIKAN RAGU DALAM IMAN DAN CARA MENGELAKNYA

    82. Abu Hurairah r.a. berkata:  Rasulullah saw. bersabda:  Setan datang pada tiap orang dan bertanya (berbisik):  Siapakah yang menjadikan ini?  Siapakah yang menjadikan itu?  Sehingga bertanya: Siapakah yang menjadikan Tuhanmu?   Apabila sampai di sini, maka hendaklah membaca: A’udzubillahi minasysyaihtanirrajim, dan menghentikan suara bisikan itu. (Yakni tidak melayaninya).  (Bukhari, Muslim).

    NIAT AKAN BERBUAT KEBAIKAN DICATAT BAIK, DAN NIAT AKAN BERBUAT DOSA TIDAK DICATAT APA-APA

    81. Ibnu Abbas r.a. berkata: Nabi saw. dari apa yang diriwayatkan dari Allah azza wa jalla, bersabda:  Sesungguhnya Allah menetapkan kebaikan dan keburukan kemudian menjelaskan keduanya, maka siapa yang niat akan berbuat kebaikan (kebaikan) lalu tidak dikerjakannya dicatat untuknya satu kebaikan, dan bila dikerjakannya dicatat oleh Allah sepuluh kebaikan, dapat bertambah hingga tujuh ratus kali, dan dapat berlipat lebih dari itu.  Sebaliknya, jika niat akan berbuat keburukan (dosa) lalu tidak dikerjakan, dicatat untuknya satu kebaikan yang cukup (sempurna), dan bila niat lalu dilaksanakan maka dicatat satu dosa.  (Bukhari, Muslim).

    NIAT AKAN BERBUAT KEBAIKAN DICATAT BAIK, DAN NIAT AKAN BERBUAT DOSA TIDAK DICATAT APA-APA

    80. Abu Hurairah r.a. berkata:  Rasulullah saw. bersabda:  Jika seorang berbuat baik dalam Islamnya maka tiap kebaikan yang diamalkannya dicatat sepuluh kali lipat sehingga tujuh ratus, dan tiap dosa yang dilakukannya hanya dicatat satu.  (Bukhari, Muslim).

    ALLAH MEMAAFKAN SUARA HATI SELAMA BELUM DIBICARAKAN ATAU DILAKSANAKAN


    79. Abu Hurairah r.a. berkata:  Nabi saw. bersabda:  Sesungguhnya Allah memaafkan dari umatku, apa-apa yang masih tergerak dalam hati selama belum dibicarakan atau dilaksanakan (dikerjakan). (Bukhari, Muslim)

    IMAN YANG SUNGGUH-SUNGGUH IKHLAS

    78. Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata: Ketika turun ayat : “Mereka yang beriman dan tidak menodai (mencampuri) iman mereka dengan zhulm (aniaya), merekalah yang terjamin keamanannya, dan mereka yang mendapat petunjuk hidayat. Ayat ini benar-benar terasa berat bagi sahabat Nabi saw. sehingga mereka berkata: Ya Rasulullah, siapakah diantara kami yang tidak pernah berbuat zalim (dosa)?   Jawab Nabi saw.: Bukan itu yang dimaksud, yang dimaksud ialah syirik, tidakkah kamu mendengar nasihat Luqman pada putranya:  Hai anakku jangan mempersekutukan Allah, sesungguhnya syirik itu zhulm (aniaya) yang sangat besar.  (Bukhari, Muslim)

    HUKUM AMAL KEBAIKAN KAFIR JIKA MASUK ISLAM

    77. Hakim bin Hizam r.a. berkata:  Ya Rasulullah, bagaimana pendapatmu tentang ibadah yang telah aku lakukan di masa Jahiliah, seperti shadaqah, memerdekakan budak dan silaturrahmi, apakah mendapat pahala?  Jawab Nabi saw.:  Engkau masuk Islam dengan apa yang telah engkau lakukan dari amal kebaikan.  (Bukhari, Muslim).
    Yakni engkau akan mendapat pahala dari amal-amal yang lalu di masa jahiliah itu, selama engkau melakukan seperti itu sesudah Islam.

    ISLAM, HIJRAH, DAN HAJI DAPAT MENGHAPUS APA YANG TERJADI SEBELUMNYA

    76. Ibnu Abbas r.a. berkata:  Ada beberapa orang musyrik yang telah banyak membunuh dan berzina datang bertanya kepada Nabi Muhammad saw. : Sesungguhnya yang engkau ajarkan itu baik, andaikan engkau dapat memberitahu bahwa ada jalan untuk menebus dosa-dosa yang telah kami perbuat?                      Maka turunlah ayat:  “Dan mereka yang tidak meminta kepada Tuhan yang lain selain Allah, dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali dengan hak, dan tidak berzina.” (Q.S. Al-Furqan : 68)            dan ayat : “Katakanlah, hai hamba-hambak-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari Rahmat Allah.” (Q.S. Az-Zumar : 53).   (Bukhari, Muslim).
    Lanjutan ayat Al-Furqan:  “Dan siapa yang berbuat semua itu tentu mendapat dosa. Akan dilipatgandakan siksa atasnya di hari kiamat, dan kekal dalam siksa terhina. Kecuali orang yang taubat dan beriman serta beramal saleh, maka untuk mereka Allah akan mengganti semua dosa mereka dengan kebaikan (kebaikan), dan Allah Maha Pengampun lagi Penyayang.” (Al-Furqan: 69-70).
    Lanjutan ayat Az-Zumar: “Sesungguhnya Allah dapat mengampuni semua dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Penyayang.” (Az-Zumar: 53)

    APAKAH ADA TUNTUTAN TERHADAP AMAL DI MASA JAHILIAH ?

    75. Ibn Mas’ud r.a. berkata: Seorang bertanya:  Ya Rasulullah apakah kami akan dituntut karena amal perbuatan kami di masa jahiliah?  Jawab Nabi saw.: Siapa yang berbuat baik di dalam Islam maka tidak akan dituntut terhadap amal yang dilakukan di masa jahiliah, dan siapa yang berbuat jahat dosa dalam Islam maka akan dituntut yang pertama hingga yang akhir.  (Bukhari, Muslim).

    HARAM GHULUL (MENGAMBIL BARANG GHANIMAH SEBELUM DIBAGI)

    74. Abu Hurairah r.a. berkata:  Ketika kami selesai membuka Khaibar dalam ghanimah tidak terdapat emas perak, hanya ternak unta, lembu dan barang perkakas dan kebun. Kemudian kita kembali bersama Nabi saw. ke WadilQura, dan bersama Nabi saw. seorang hamba bernama Mid’am hadiah dari seorang suku Bani  Adh Dhibab, dan ketika hamba itu menurunkan kendaraan Nabi saw. tiba-tiba ada panah jatuh dan kena pada hamba itu hingga ia mati, maka orang-orang berkata: Untunglah ia mati syahid.  Mendadak Rasulullah saw. bersabda:  Demi Allah yang jiwaku di tangan-Nya, selimut yang ia ambil dari ghanimah Khaibar yang belum dibagi itu, kini menyalakan api atas badannya.
    Setelah itu maka datanglah seorang yang mendengar sabda Nabi saw. itu membawa dua tali sepatu (sandal), sambil berkata:  Ini aku ambil dari ghanimah sebelum dibagi, maka sabda Nabi saw.:  Satu atau dua tali sepatu dari api neraka.  (Bukhari, Muslim).

    BAB: HARAM BUNUH DIRI DAN TIDAK AKAN MASUK SURGA KECUALI JIWA YANG BERIMAN

    73. Jundub bin Abdillah r.a. berkata:  Rasulullah saw. bersabda: Ada di masa dahulu sebelum kamu, seorang menderita luka, tiba-tiba ia jengkel lalu mengambil pisau dan memotong lukanya, maka tidak berhenti darahnya hingga mati.  Allah Ta’ala berfirman:  Hamba Ku akan mendahului Aku terhadap dirinya (jiwanya), maka Aku haramkan padanya surga. (Bukhari, Muslim).
    Yakni haram ia masuk surga karena ia telah membunuh dirinya dan tidak sabar menerima ujian Allah.
    Ditulis dalam ADAB, HADITS, IMAN, ISLAM. 2 Comments »

    HARAM BUNUH DIRI DAN TIDAK AKAN MASUK SURGA KECUALI JIWA YANG BERIMAN

    72. Sahl bin Saad As-Saidi r.a. berkata:  Rasulullah saw. berhadapan dengan kaum musyrikin dalam perang, kemudian ketika Nabi saw. telah berkumpul dengan pasukannya, demikian pula kaum musyrikin kini telah kembali kepada pasukannya, sedang ada seorang dari sahabat Nabi saw. yang sangat hebat perjuangannya pada hari itu sehingga serbuannya benar-benar mengagumkan sahabat-sahabat lainnya, mengejar musuh ke sana kemari, memenggal dengan pedangnya, sehingga sahabat berkata:  Hari ini tiada seorang yang sehebat Fulan,     tiba-tiba Rasulullah saw. bersabda: Ingatlah dia seorang ahli neraka.      Maka seorang sahabat berkata: Aku akan menyelidiki keadaannya.   Lalu sahabat ini selalu mengikutinya jika lari maupun berhenti.  Tiba-tiba orang itu terkena luka yang sangat parah, lalu ia tidak tahan menderita dan meletakkan pedangnya di tanah sedang tajamnya di letakkan di dada antara kedua teteknya, lalu ditekannya sehingga mati bunuh diri. Maka segera sahabat itu lari kepada Rasulullah saw. dan berkata:  Aku bersaksi bahwa engkau adalah Rasulullah.   Ditanya oleh Nabi saw.:  Mengapakah?    Jawabnya:  Orang yang tuan sebut ahli neraka itu, karena orang-orang ragu dan bingung menerimanya, maka aku selidiki keadaannya, kemudian setelah ia luka parah, ia ingin segera mati dan meletakkan pedangnya di tanah dan tajamnya di antara kedua teteknya, kemudian ditekan sehingga mati bunuh diri.    Maka sabda Nabi saw.:  Sesungguhnya ada kalanya seorang berbuat amal ahli surga pada lahirnya yang terlihat pada orang, padahal ia ahli neraka, dan adakalanya seorang mengerjakan amal ahli neraka dalam pandangan orang, padahal ia ahli surga.  (Bukhari, Muslim). Sebab yang menentukan surga dan neraka ialah husnul khatimah atau su’ul khatimah, jika sampai mati dalam amal yang diridhai Allah maka ahli surga, tetapi jika mati dalam murka Allah pasti neraka. Na’udzubillahi min dzalik.

    HARAM BUNUH DIRI DAN TIDAK AKAN MASUK SURGA KECUALI JIWA YANG BERIMAN

    71. Abu Huraiarah r.a. berkata:  Kami hadir bersama Nabi saw. di perang Khaibar tiba-tiba Nabi saw. bersabda terhadap seorang yang mengaku Muslim:  Orang itu ahli neraka.   Kemudian ketika terjadi perang Khaibar, orang itu ikut berperang dengan semangat yang keras sehingga luka parah, maka orang-orang berkata kepada Nabi:  Ya Rasulullah, orang yang Tuan katakan ia ahli neraka, ia telah ikut perang yang hebat sekali sehingga ia mati.  Maka sabda Nabi saw.:  Ia menuju ke neraka.  Orang-orang mendengar keterangan Nabi saw. itu hampir ragu menanggapinya, tiba-tiba ada berita bahwa orang itu belum mati tetapi luka parah (berat), dan pada waktu malam ia tidak sabar menderita lukanya hingga membunuh dirinya.  Dan ketika berita ini disampaikan kepada Nabi saw., maka Nabi saw. bersabda: Allahu akbar, asyhadu anni abdullahi warasuluhu (Allah  Maha Besar, aku bersakdi bahwa aku hamba Allah dan utusan-Nya).  Kemudian Nabi saw. menyuruh Bilal supaya berseru pada semua orang:  Sesungguhnya tidak dapat masuk surga  kecuali jiwa yang benar-benar patuh Islam, dan sungguh Allah akan membantu agama ini dengan perjuangan seorang fajir (yang tidak jujur imannya).  (Bukhari, Muslim).

    HARAM BUNUH DIRI DAN TIDAK AKAN MASUK SURGA KECUALI JIWA YANG BERIMAN

    70. Tsabit bin Adh-Dhahhaak r.a. sahabat yang ikut baiat pada Nabi saw. di bawah pohon Baiatur Ridhwan, berkata:  Rasulullah saw. bersabda:  Siapa yang bersumpah dengan nama Islam maka ia sebagaimana yang disumpahkan itu. Dan tidak dianggap nazar seorang terhadap sesuatu yang tidak dimilikinya. Dan siapa yang membunuh dirinya dengan sesuatu alat di dunia, akan disiksa di hari kiamat dengan alat itu. Dan siapa yang mengutuk (melaknat) seorang mukmin maka sama dengan membunuhnya. Dan siapa yang menuduh berzina terhadap seorang mukmin maka sama dengan membunuhnya.  (Bukhari, Muslim).

    HARAM BUNUH DIRI DAN TIDAK AKAN MASUK SURGA KECUALI JIWA YANG BERIMAN

    69. Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi saw. bersabda: Siapa yang terjun dari gunung untuk bunuh diri, maka ia kelak di neraka Jahanam akan tetap terjun untuk selama-lamanya. Dan siapa yang makan racun untuk bunuh diri, maka racun akan tetap di tangannya dijilatinya dalam neraka Jahanam untu selama-lamanya. Dan siapa yang membunuh diri dengan senjata besi maka besi itu akan tetap di tangannya untuk menikamkan ke perutnya dalam neraka Jahanam untuk selamnya.  (Bukhari, Muslim).

    Tiga macam Orang yang tidak akan dilihat oleh Allah dengan Pandangan Rahmat-Nya

    68. Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Tiga macam orang yang tidak akan dilihat oleh Allah dengan pandangan rahmat-Nya pada hari kiamat, dan tidak akan dimaafkan, dan bagi mereka tetap siksa yang pedih. 1. Seorang yang memiliki kelebihan air di tengah perjalanan lalu menolak orang rantau yang membutuhkannya.  2. Seorang yang berbaiat pada imam (pimpinan), semata-mata untuk dunia, jika ia diberi tetap rela, bila tidak diberi maka marah.  3. Seorang menjual barangnya sesudah Asar, lalu ia bersumpah: “Demi Allah aku telah membayar sekian pada penjualnya”, lalu dipercaya oleh pembelinya, padahal ia berdusta.    Kemudian Nabi saw. membacakan ayat:  “Sesungguhnya mereka yang menukar janji Allah dan sumpah mereka dengan harga (harta dunia) yang sedikit, mereka tidak mendapat bagian di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dan tidak akan melihat mereka pada hari kiamat, bahkan tidak akan memaafkan mereka, dan bagi mereka tetap mendapat siksa yang sangat pedih”. (Q.S. Ali Imran:77). (Bukhari, Muslim).

    SANGAT HARAM FITNAH NAMIMAH (MENGADU DOMBA)

    67. Hudzaifah r.a. berkata:  Aku telah mendengar Nabi saw. bersabda: Tidak akan masuk surga seorang yang memfitnah (mengadu domba).  (Bukhari, Muslim).

    HARAM MEMUKUL PIPI, MEROBEK BAJU & MERATAP KETIKA KEMATIAN

    66. Abu Musa r.a. menderita salit keras hingga pingsan, sedang kepalanya di pangkuan istrinya, tiba-tiba menjeritlah seorang wanita dari keluarganya, tetapi Abu Musa tidak dapat menjawab apa-apa.  Kemudian setelah ia sadar kembali ia berkata: Aku bebas/lepas dari orang yang Nabi saw. lepas bebas dari mereka,  Nabi saw. lepas bebas dari orang-orang yang menjerit ketika kematian, dan yang mencukur rambutnya dan yang merobek-robek bajunya.  (Bukhari, Muslim).
    Nabi lepas bebas berarti tidak akan memberikan syafaatnya.

    HARAM MEMUKUL PIPI, MEROBEK BAJU & MERATAP KETIKA KEMATIAN

    65. Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata: Nabi saw. bersabda: Bukan dari umatku orang yang memukul-mukul pipinya, merobek bajunya dan berseru meratap dengan ratapan jahiliah (ketika kematian).  (Bukhari, Muslim).

    SIAPA MENYERANG ORANG ISLAM DENGAN SENJATANYA MAKA BUKAN MUSLIM

    64. Abu Musa r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Siapa yang menyerang kita dengan senjata maka bukan dari umatku.  (Bukhari, Muslim).

    Selengkapnya 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8
  • 0 komentar:

    Post a Comment

    LET'S DOI IT

    "Hanya Butuh Satu Keberhasilan Untuk Menutupi Seribu Kegagalan."